Selasa, 07 Februari 2012

Revolusi Industri dan Fenomena Kota Satelit



Dewasa ini, pembangunan perumahan-perumahan elite di metropolitan Jabodetabek semakin marak terlihat. Data di media massa, lebih kurang 100 perumahan elite tumbuh dan tersebar di Jakarta dan sekitarnya.

Berbagai fasilitas pelayanan lengkap disediakan oleh pengembang dalam pembangunannya untuk memudahkan penghuni perumahan-perumahan elite itu. Pemilihan lokasi perumahan pun tidak kalah menarik agar semakin meyakinkan calon penghuni untuk bertempat tinggal serta bekerja di lokasi perumahan ini.

Perumahan seperti BSD City, Kota Harapan Indah, Pantai Indah Kapuk, dan banyak lagi yang mentransformasikan diri menjadi kota satelit. Lokasinya kebanyakan di pinggiran Jakarta.

Unit rumah dalam perumahan-perumahan elite itu dipatok pada kisaran harga Rp 400 juta-Rp 3 miliar, tergantung luas dan desain rumah. Fasilitas penunjang pun disediakan pengembang, seperti pasar, sarana olahraga, pendidikan, dan kemudahan akses transportasi umum.

Revolusi industri

Secara fungsional, perumahan-perumahan elite tersebut sudah dapat dikatakan mandiri, layaknya kota satelit. Berdasarkan sejarahnya, kota satelit dibangun atas dasar memberikan kemudahan akses bagi buruh dan pekerja pada masa revolusi industri di Inggris.

Revolusi industri, ketika itu, banyak berimplikasi pada masalah-masalah sosial perkotaan seperti urbanisasi. Namun, saat ini perumahan yang ada dan banyak bermunculan itu justru semakin menutup kaum marjinal kota untuk mendapatkan akses perumahannya karena harga per unit sangat tinggi sehingga semakin menambah deretan permukiman ilegal di kolong-kolong jembatan, bantaran sungai, bahkan pemakaman umum.

Sejatinya, hal tersebut harus menjadi perhatian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya. Kota satelit yang secara konsep untuk distribusi penduduk agar pusat kota tidak terjadi pemadatan permukiman, justru memunculkan fenomena dua sisi mata uang. Yang satu tinggal di lokasi strategis, penuh dengan fasilitas dan nyaman, di sisi lain sarat risiko, tidak layak huni, ilegal, dan sebagainya.

Dilihat dari kondisi penduduknya, kota memiliki karakter heterogen. Namun, bagaimana hal ini bukan seakan menjadi fenomena yang miris terlihat, tapi menjadi satu motivasi pembangunan kota. Setidaknya, pemerataan akses perumahan bagi setiap penduduk kota. Akankah ini menjadi sebuah perenungan bagi pemerintah?


Sumber : www.properti.kompas.com//Revolusi.Industri.dan.Fenomena.Kota.Satelit

Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar