Foto: Construction Digital.
Di Amerika Serikat (AS), fenomena bertani di tengah kota juga terjadi. Banyak kota di AS yang mengubah ruang tidak terpakai menjadi ruang produktif yang menghasilkan tanaman yang dapat ditanam.
Baru-baru ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa seperempat dari semua lahan pertanian di AS mengalami degradasi serius. Ini berarti AS tidak bisa lagi mengandalkan lahan pertanian yang sangat besar di California dan Midwest.
Selain itu, laporan menyebutkan, sebanyak 49 juta warga AS saat ini mengalami rawan pangan, sementara secara bersamaan epidemi obesitas terus menyebar dengan didorong oleh kurangnya makanan murah yang tersedia.
Isu-isu ini mendorong lebih dari 40 juta orang Amerika untuk mengembangkan kebun sayur mulai tahun lalu. Seperti dikutip dari Construction Digital, Kamis (3/5/2012), hal ini diperkirakan akan meningkat pada 2012.
Untuk mendapatkan daya tarik sosial, pertanian komunal harus keluar dari kawasan pinggiran kota ke dalam hutan perkotaan, di mana kawasan perkebunan bukan yang menjadi utama.
Kerjasama organisasi pun menjadi salah satu cara populer untuk membeli dan mengelola lahan dalam kota. Mereka memanfaatkan properti yang telah hancur atau lahan yang tidak digunakan. Namun, keamanan tanah dan masalah lain, seperti kontaminasi timbal, tetap harus menjadi perhatian.
Solusi lain yang bisa digunakan adalah berkebun di atas atap. Banyak restoran yang melakukan hal ini dan membuat atapnya menjadi produktif. Atap memproduksi bahan-bahan premium bersifat lokal, dan berhasil menciptakan suasana menarik di luar ruangan.
Selain itu, ada juga toko yang bereskprimen dengan menyewakan atap mereka kepada petani lokal, yang pada gilirannya petani boleh menjual hasil bumi mereka di ruang bawah.
Sumber : www.property.okezone.com/warga-amerika-keranjingan-bertani-di-kota
Cari rumah Propertykita ahlinya...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar