SURABAYA: Pengembang di Jatim mengeluhkan harga semen di dalam negeri yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan produk impor sejenis, seiring dengan kebutuhan terhadap komoditas tersebut yang semakin tinggi menyusul membaiknya sektor properti.
Ketua DPD Realestat Indonesia (REI) Jatim Henry J Gunawan mengatakan harga semen di Jatim saat ini sekitar Rp55.000 per 100 kg. Sementara itu harga komoditas tersebut di luar negeri rata-rata hanya US$25 per 100 kg.
"Disparitas harganya cukup jauh, sedangkan pengembang tidak bisa menghindari karena tidak mungkin mendatangkan sendiri dari luar negeri,” ujar Henry di Surabaya hari ini. Itu sebabnya, lanjut dia, harga properti di Indonesia terus merangkak karena selain mengikuti pergerakan suku bunga kredit, inflasi juga mahalnya harga bahan bangunan. ”Baru satu item yakni semen saja perbedaan harganya relatif tinggi, belum lagi bahan bangunan yang lain seperti besi dan sebagainya," tuturnya, hari ini.
Pengembang, katanya, dihadapkan pada persoalan dilematis. Di satu pihak harga semen sangat mahal di pihak lain kebutuhan tersebut sangat mendesak karena banyak proyek properti yang dijadualkan selesai tahun ini. Belum lagi pembangunan infrastruktur yang mulai diluncurkan kembali setelah sebelumnya sempat tertunda.
Dia berharap kondisi tersebut menjadi perhatian bagi industri semen di dalam negeri. Setidaknya mereka harus siap memacu penambahan produksi. Jika kapasitas produksi pabriknya tetap seperti sekarang dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kelangkaan semen.
"Bisa saja harga semen diserahkan ke mekanisme pasar. Tetapi harus ada keseimbangan antara suplay dan demand. Pasalnya tren kenaikan pembangunan properti sudah mulai terlihat pada kuartal III 2010. Jangan sampai pengembang kesulitan memperoleh produk bersangkutan," tambahnya. (gak)
[Sumber: Dari sini ]
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar