YOGYA - Bisnis kos-kosan tidak pernah ada matinya. Terlebih di Yogyakarta yang terkenal sebagai kota pelajar. Setiap tahun ajaran baru ratusan mahasiswa baru berebut untuk mendapatkan kos yang nyaman. Pemilik kos pun merasakan penghasilannya terus mengalir.
Lily Sabdaningtyas, (20) seorang mahasiswi komunikasi UPN mengaku cukup beruntung bisa mendapatkan tempat kos di kawasan Puri Kristi, Catur Tunggal Depok yang dekat dengan kampus karena dirasa lebih aman.
"Kalau saya yang penting keamanan, kalau fasilitas sih standar saja, airnya bersih, kamar mandi dalam, dan bisa untuk parkir mobil. Siapa tau keluarga mampir ke Yogja," kata gadis asal Wonosobo tersebut.
Pertimbangan lain, untuk mencari kos adalah aksesibilitas penghuni kost. Sejumlah kos yang terlalu ketat memberi larangan jam malam kadang sangat menyulitkan aktifitasnya sebagai mahasiswa yang nyambi sebagai event organizer.
"Kita bukan mau macam-macam kalau memilih kos yang tak pakai jam malam. Saya pikir jam malam sudah bukan jamannya, mahasiswa sekarang aktif bersosialita. Di luar sana bahkan cafe pun buka sampai larut," ujarnya.
Untuk fasilitas lainnya seperti air panas, AC, atau fasilitas akses internet, baginya tidak terlalu penting. Tetapi bagi mahasiswa high class, fasilitas tersebut bisa menjadi salah satu alternatif yang menarik.
"Kalau saya yang lebih sering beraktivitas di luar, paling budget Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu sudah memenuhi standar minimal. Sayang kos mahal-mahal tapi kita jarang memanfaatkannya. Dan saya lebih memilih kos yang bayarnya bulanan sehingga tidak kesulitan kalau mau pindah," akunya.
Anwar Hamid (35), seorang pengelola kos di Sleman mengatakan, banyaknya pelajar mahasiswa dan pegawai yang berasal dari luar daerah menjadikan pemilik kos seperti dirinya menikmati keuntungan yang tak pernah putus.
"Kalau kebetulan punya investasi properti, memamg sangat gampang. Kos dapat dijalankan hanya dengan memanfaatkan kamar dirumah yang tidak lagi dipakai atau berpenghuni," tuturnya.
Selain penghasilan yang terus mengalir setiap bulan, sebagai usaha jangka panjang, pemilik kos bisa menikmati keuntungan dari terus naiknya nilai tanah. Pengelolaan usaha kos ini juga tidak begitu rumit.
"Bila tidak mau repot mengurusi anak-anak kos, pemilik bisa mempekerjakan orang lain untuk pengelolaan tiap hari dan hanya melakukan kontrol dan pengecekan berkala saja," terangnya. (vim)
Kelas Atas Butus Strategi Pemasaran
FASILITAS masing-masing usaha kos-kosan juga bermacam-macam. Ada yang dari mereka menyediakan fasilitas yang diisi dengan ranjang dan dilengkapi meja tulis, almari, kamar mandi dalam.
Untuk kos-kosan yang membidik pasar atas yakni anak-anak orang kaya, biasa dilengkapi dengan fasilitas alat pendingin ruangan juga telepon sendiri. Namun banyak juga yang menyediakan kamar kosongan untuk diisi sekehendak penyewa kamar.
"Pemilik kos-kosan tak cukup hanya memasang plang menerima kos di depan pondokannya. Mereka harus aktif menjaring pasar. Caranya, bisa dengan menyebarkan selebaran penawaran atau brosur ke kampus-kampus, kantor-kantor atau warung-warung yang ramai dikunjungi.
"Bila perlu memberi iming-iming pada calon penyewa seperti gratis sewa satu bulan untuk penyewa yang membayar sewa enam bulan sekaligus," imbuhnya.
Memberikan kelonggaran dalam waktu pembayaran dan mempertahankan harga lama bagi penghuni lama juga bisa dilakukan sebagai alternatif untuk memasarkan usaha kos-kosannya.
Lokasi kos yang pas juga perlu diperhatikan. Selain dekat dengan kampus atau tempat kerja, diusahakan memiliki akses yang mudah untuk ke daerah lain. Dengan demikian harga yang ditawarkan ke calon konsumen bisa tinggi.
"Contohnya adalah kos-kosan yang berada di daerah Pugeran, Karanggayam, Seturam. Letak kos-kosan ini berdekatan dengan beberapa kampus dan kantor pajak yang membuat kos-kosan ini tidak pernah kosong," paparnya.
Sumber : www.jogja.tribunnews.com/bisnis-kos-selalu-menjajikan-hasil-menggiurkan
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar