JAKARTA. Selain meyakini jargon rumahku istanaku, kini semakin banyak orang yang juga menerapkan jargon rumahku investasiku. Alhasil penjualan properti residensial terus meningkat.
Padahal bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) saat ini cukup tinggi. Rata-rata bunga KPR yang berlaku sekarang berkisar 9%-12% per tahun. Kendati Bank Indonesia (BI) sudah mengedarkan sinyal akan penurunan bunga acuan, analis menilai, bunga KPR tidak otomatis ikut turun.
Toh analis tetap yakin properti residensial akan tetap laris manis. "Daya beli masyarakat tetap tinggi," ujar Maxi Lestyaputram analis BNI Securities, pekan lalu (30/9).
Tingginya minat konsumen membeli properti residensial, baik sebagai end user maupun investor, membuat kinerja para pengembang kawasan residensial makin kinclong. Para pengembang mencatatkan pertumbuhan marketing sales yang signifikan.
Ambil contoh PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Perusahaan properti milik Ciputra ini mencetak marketing sales Rp 2,2 triliun sepanjang Agustus. Padahal sepanjang 2010 lalu, emiten ini cuma mencatat marketing sales sebesar Rp 1,7 triliun.
Sedang PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) membukukan marketing sales Rp 1,96 triliun sampai Agustus lalu. Perusahaan ini menargetkan bisa membukukan marketing sales Rp 2,5 triliun tahun ini.
Maxi menilai, meningkatnya permintaan properti residensial ini mendorong emiten properti terus berekspansi. Emiten memanfaatkan tingginya permintaan pasar untuk menjual proyek mereka sebanyak-banyaknya.
Tengok saja PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). Setelah mengembangkan kawasan Kelapa Gading di Jakarta, kini SMRA menggarap tiga proyek lain, yakni Summarecon Serpong, Summarecon Bekasi dan Summarecon Bandung.
Victor G Murthi, analis Indopremier Securities, mencatat SMRA memiliki lahan seluas 1.500 hektare (ha) di Serpong dan 500 ha di Bekasi. Perseroan ini akan mengembangkan kawasan tersebut sebagai perumahan bagi masyarakat kelas menengah.
ASRI saat ini bersiap mengembangkan kawasan perumahan di Pasar Kemis, Tangerang. Analis menilai, pengalaman mengembangkan kawasan Alam Sutera menjadi modal ASRI untuk membesarkan Pasar Kemis.
Pendapatan berulang
CTRA juga kini menggenjot pembangunan Ciputra World II, menyusul kesuksesan Ciputra World I. Di proyek ini, CTRA akan membangun lima menara apartemen di atas tanah 3,1 ha dengan nilai investasi Rp 2,5 ha.
Selain menggenjot proyek untuk meningkatkan penjualan, para pengembang properti juga menyiapkan proyek untuk menambah pendapatan berulang alias recurring income. Bahkan, para emiten properti semakin fokus memperbesar porsi pendapatan berulang tersebut.
ASRI misalnya, menargetkan bisa memperbesar porsi pendapatan berulang hingga 30% dari total pendapatan di masa mendatang. Analis Danareksa Sekuritas Anindya Saraswati memaparkan, ASRI sudah mulai menyiapkan sejumlah proyek agar bisa mencapai target tersebut.
Salah satu proyek yang tengah digarap pengembang kawasan perumahan Alam Sutera ini adalah pembangunan mal dan gedung perkantoran di Alam Sutera. Kedua proyek tersebut ditargetkan bisa mulai beroperasi di 2012. "Selanjutnya, perseroan juga akan mengembangkan proyek apartemen," tulis Anindya dalam risetnya.
Sementara PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menargetkan porsi pendapatan berulang bisa mencapai 50% dari total pendapatan di 2015. Octavius Oky Prakarsa, analis Mandiri Sekuritas, mencatat kontribusi pendapatan berulang pada total pendapatan perseroan cuma 5%.
Karena itu, para analis meyakini saham-saham emiten properti yang berbisnis residensial masih menarik untuk dikoleksi. Berikut rekomendasi para analis terhadap emiten properti yang berbisnis kawasan residensial.
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar