Selain sky farming, Anda bisa mencoba dua teknik berkebun yang tengah naik daun, yakni hidroponik dan akuaponik. Dua teknik ini mencoba mengganti fungsi tanah sebagai media tanam.
Hidroponik dan akuaponik merekayasa fungsi tanah yang mampu menyediakan air, oksigen, serta nutrisi yang sangat diperlukan tanaman tanpa perlu lahan luas. Saat ini, memang, tren berkebun di masyarakat urban sangat dipengaruhi oleh pola hidup organik.
"Makanya, tren hidroponik dan akuaponik ini semakin menjamur di perkotaan yang lahannya terbatas," papar Muhamad Yusuf Randi, pemilik Randi Farm.
Selama dua tahun terakhir ini, Randi Farm mengembangkan model peralatan hidroponik dan akuaponik yang membantu orang menyalurkan hobi bertanam. Tentu, Randi menciptakan peralatan ini dengan mempertimbangkan rendahnya pengetahuan orang tentang bercocok tanam dan keterbatasan luas lahan.
Bentuk peralatan yang dibutuhkan menyerupai bangunan semipermanen dengan atap plastik bening agar tak menghalangi sinar matahari. Rangkanya terbuat dari pipa. Sementara, media tanam yang digunakan adalah styrofoam dengan 70 lubang tanam untuk hidroponik dan 60 lubang tanam untuk akuaponik.
Randi Farm misalnya, saat ini menawarkan paket peralatan hidroponik dan akuaponik mini yang hemat tempat dan ramah lingkungan seharga Rp 1,5 juta. Dengan memanfaatkan alat tersebut, Anda tak perlu membangun kolam ikan untuk menjalankan teknik akuaponik. Yang menarik, jika membeli paket akuaponik mini ini Anda akan memperoleh pelatihan budidaya ikan lele sekaligus bercocok tanam ala akuaponik.
"Kalau beli paket akuaponik ada tambahan tempat penampungan ikan. Kalau tidak dipakai, ya berarti jadi hidroponik," ujar Randi.
Tempat ini mampu menampung 100 hingga 150 ikan lele. Ikan yang dibiakkan tak sebatas ikan lele. Anda dapat menggunakan ikan air tawar, seperti nila, gurami, hingga mujair. Aliran air berperan penting dalam teknik hidroponik maupun akuaponik.
Karena itu, Randi menyediakan pompa air untuk menjamin sirkulasi air tetap lancar. Alhasil, akar tanaman dapat menyerap nutrisi yang terbawa dalam aliran air.
Uniknya, Randi mencoba berinovasi dengan mengakali talang air dalam rangkaian hidroponik dan akuaponiknya. Talang air ditinggikan sekitar lima milimeter untuk menahan air tak mengalir ke penampungan yang terletak di bawah rangka.
"Jadi, kalau listrik mati, airnya tetap mengairi akar," katanya.
Adapun tanaman yang cocok ditanam menggunakan alat hidroponik dan akuaponik ini adalah tanaman berakar pendek, seperti kangkung dan selada. Kangkung, misalnya, dapat ditempatkan tiga hingga empat benih di dalam satu lubang tanam. Sedangkan satu benih selada hanya dapat ditempatkan di satu lubang tanam.
Jangka waktu tanam hingga panen tidak lama. Kangkung sekitar sebulan sudah bisa dipanen.
"Tapi, nanti dipotong pada batang saja. Karena akan tumbuh lagi, bisa sampai empat hingga lima kali potong baru diganti benih baru," ujar Randi.
Jika ingin serius berkebun, dia menyarankan, Anda membeli peralatan TDS meter seharga Rp 100.000 hingga Rp 110.000 per unit. Alat ini berguna untuk mengukur kadar kebersihan air minum dari kandungan partikel padat yang tak kasat mata.
Dalam berkebun, alat ini dapat membantu Anda mengukur kandungan partikel padat dalam air yang merupakan nutrisi bagi tanaman. Ketika diukur nanti akan keluar angka-angka.
"Air yang bagus itu memiliki skor antara 750 hingga 1.250," tandas Randi.
Cari Rumah Dijual ??
Kunjungi juga rumahcom-asli.blogspot.com dan propertykita.com untuk lebih tau informasi rumah dan property
Follow Us : @Propertykitacom
Fan Page : http://www.facebook.com/propertykita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar