Signature Tower (foto: dok. PT Danayasa Arthatama Tbk,)
Pembangunan gedung yang diklaim sebagai ikon baru Indonesia ini pun mendapat tanggapan beragam, salah satunya dari arsitek senior, Munichy B Edrees. Menurutnya, pembangunan gedung jangkung ini akan menjadi fenomena menarik.
"Jika nantinya benar-benar jadi, tentu saja akan menjadi fenomena menarik. Tapi, asalkan tidak lupa mempertimbangkan aspek fungsinya, apa manfaatnya bagi rakyat? Jangan hanya sekadar mau bersaing dengan negara-negara lain, padahal ekonomi masyarakatnya saja masih susah," kata arsitek yang juga Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) terpilih ini kepada Okezone, Senin (4/6/2012).
Dia menambahkan, bila pembangunan gedung tertinggi di Indonesia ini dimaksudkan untuk pusat bisnis, maka tidak masalah. "Sejauh asas manfaatnya ada, maka tidak apa-apa. Boleh-boleh saja. Yang penting bukan asas kompetitif dan cuma ingin menunjukkan kehebatan kepada negara lain yang ingin ditonjolkan," paparnya.
Lebih lanjut, Munichy juga menyebutkan, fenomena maraknya bangunan vertikal yang dibangun utamanya di wilayah Ibu Kota. Hal ini memang disesuaikan dengan kondisi terkini. Harga tanah terus melambung naik, sehingga pemanfaatan lahan harus optimal. Namun, di sisi lain, menurutnya, nilai-nilai kapitalisme juga ikut menjadi-jadi.
"Saat ini era yang disebut era kapitalisme. Orang bilang istilahnya "UUD", ujung-ujungnya duit. Setiap jengkal tanah bisa jadi uang. Saya prihatin jika masyarakat kecil yang dirugikan di sini. Ada yang dahulunya wilayahnya bebas banjir, eh malah setelah ada pembangunan jadi banjir. Menyikapi hal-hal seperti ini semua aspek tentunya harus berperan, mulai dari pembuat kebijakan, pengusaha, hingga masyarakat sendiri," tutupnya.
Sumber : www.property.okezone.com/gedung-pencakar-langit-sah-sah-saja-asalkan
Cari rumah Propertykita ahlinya...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar