"Skema FLPP sekarang itu terlalu banyak aturan dan tidak fleksibel, sehingga banyak pengembang yang tidak mau salurkan lagi," kata pakar hukum properti, Erwin Kallo, di Bogor, Kamis (31/5/2012) petang.
Erwin mengatakan, dengan kondisi demikian, masyarakat akan lebih tertarik memakai fasilitas KPR murah dari perbankan ketimbang memilih FLPP.
"FLPP bersaing dengan fasilitas pembiayaan bank-bank lain, dan implementasinya bakal kalah," katanya.
Pernyataan ini cukup beralasan karena saat ini penyaluran rumah dengan FLPP baru terserap 6.000 unit. Sementara target Kemenpera pada 2012 ini sudah direvisi menjadi 240.000 unit dari sebelumnya 600.000 unit. Target itu meliputi 239.000 rumah sejahtera tapak dan 1.000 rumah sejahtera susun.
Penyaluran rumah dengan KPR FLPP ini memang masih jauh dari target. Kemenpera bahkan meminta tambahan anggaran lagi untuk mengejar target itu. Namun, permintaan ini mendapat kritik dari Komisi V DPR RI.
Pada rapat dengar pendapat antara Kemenpera dan Komisi V DPR, Rabu (30/5/2012), Riswan Tony, anggota DPR RI dari Fraksi Golkar mempermasalahkan alasan Kemenpera meminta tambahan anggaran. Karena menurut dia, realisasi rumah subsidi dari anggaran sebelumnya belum juga memenuhi target.
"Ini ada apa minta tambahan anggaran lagi Rp 2,1 triliun. Padahal, dari anggaran sebelumnya, Rp 7,1 triliun, belum direalisasikan. Saya tahu benar, realisasi rumah FLPP itu baru 6.000 unit dari target 240.000 unit," katanya.
Sumber : www.properti.kompas.com/KPR.Murah.Perbankan.Bakal.Kalahkan.Skema.FLPP
Cari rumah Propertykita ahlinya...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar