JAKARTA,Kementerian Pertanian memperkirakan saat ini lahan pertanian produktif di Pulau Jawa tinggal 3,5 juta hektare sehingga menurun drastis dibandingkan 2007
Dalam waktu tiga tahun, lanjutnya pada seminar bertajuk "Improving The Enabling Environment for Agribusiness and Agroindustry Competitiveness" itu, telah terjadi krisis lahan pertanian. Kondisi tersebut, menurut Mentan, bisa menjadi ancaman terhadap lahan pertanian produktif di Pulau Jawa.
Suswono menyatakan, salah satu pendorong terjadinya penyusutan lahan pertanian produktif di Jawa yakni pengalihan untuk industri, perumahan maupun jalan.
Sementara itu, sistem pewarisan tanah di Indonesia dengan pola membagi-bagikan lahan kepada ahli waris juga menjadi pendorong fragmentasi areal pertanian produktif.
Di Thailand, menurut dia, penguasaan lahan pertanian tetap diserahkan kepada satu orang ahli waris setelah orang tuanya meninggal sehingga tidak mengurangi luas areal garapan petani.
Untuk itu, Menteri Pertanian mendesak pemerintah kabupaten maupun kota untuk segera menyusun Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) guna menyelamatkan lahan pertanian produktif di wilayahnya.
Sementara itu Menteri BUMN Mustafa Abubakar menyatakan, penyusutan lahan pertanian produktif yang diperkirakan mencapai 100 ribu hektare per tahun merupakan angka yang tidak kecil.
Menurut Mustafa Abubakar , ke depan untuk meningkatkan produksi pangan tidak bisa lagi mengandalkan pada lahan yang menyempit, sehingga budidaya penanaman padi secara horizontal mesti ditinggalkan. "Oleh karena itu ke depan perlu pengembangan pertanian dengan sistem vertikal base yang mengandalkan teknologi," katanya.
Dia menyatakan, pertanian dengan vertikal base yang didukung teknologi telah dikembangkan di China maupun Thailand.
Sumber : www.properti.kompas.com/Lahan.Petanian.Produktif.di.Jawa.Berubah.Jadi.Perumahan
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar