Sekretaris Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Sulawesi Selatan yang juga merupakan salah satu pengembang, Erwin Yompa mengatakan Kamis, meski harga bahan baku perumahan mengalami lonjakan, namun tingkat pembelian rumah masih tetap tinggi. "Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok masyrarakat, sehingga kebutuhan tersebut tetap memiliki segmen pasar yang tinggi," katanya.
Menurutnya, pengembang hanya menemui kesulitan dalam menentukan harga rumah yang akan ditawarkan kepada konsumen, agar masih bisa bersaing dengan pengembang lain. Pengembang masih harus menyesuaikan kenaikan harga perumahan yang ditawarkan dengan kemampuan serta daya beli masyarakat.
Ia juga mengatakan, segmen pasar untuk perumahan di kota Makassar masih tergolong cukup tinggi dan juga didukung oleh berbagai jenis rumah yang ditawarkan pengembang. "Sebagai pengembang, kami sama sekali tidak takut bahwa dengan kenaikan harga besi baja, permintaan rumah dari konsumen akan berkurang," ucapnya.
Lonjakan harga besi baja ini terjadi setiap tiga bulan sekali, di mana untuk salah satu jenis besi yaitu besi 19, saat ini harganya telah mencapai Rp22.500 per batang, yang sebelumnya hanya Rp18.000 per batang.
Setelah harga besi baja mengalami lonjakan, pengembang terpaksa menaikkan harga rumah menjadi Rp2 juta hingga Rp3 juta per meter bujur sangkar untuk rumah dengan satu lantai.
Sementara untuk rumah dua lantai seperti ruko, harganya mencapai Rp4 juta per meter bujur sangkar. Sehingga untuk jenis rumah sederhana, saat ini harganya sudah bisa mencapai Rp110 juta,sedangkan rumah dengan tipe 70 harganya di atas Rp500 juta.
Sumber : www.properti.kompas.com/Harga.Baja.Naik.Pembelian.Rumah.di.Makassar.Normal
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar